Mengiyakan Kesempatan
“Passion adalah pencarian tanpa henti. Eksplorasi terus, sampai menemukan pekerjaan yang capeknya bikin bahagia” — Pandji Pragiwaksono
Episode terbaru 00.44 Weekly Vlog Eps. 24, ada bahasan yang menarik ketika mas Pandji Pragiwaksono membahas mengenai, “Mengiyakan Kesempatan”. Adanya keterkaitan bagaimana mengiyakan kesempatan ini dengan mindset (pola pikir) yang dimiliki tiap individu.
Beliau sering berkata, “Kalau bingung belum menemukan apa yang kita suka, cobain banyak hal, sampai akhirnya kita menemukan apa yang kita suka.”
Di tulisan ini, akan membahas mengenai refleksi ke diri sendiri soal pengalaman mengiyakan kesempatan, growth mindset dan fixed mindset.
Growth Mindset dan Fixed Mindset
- Growth Mindset
Pertama kali saya mengetahui growth mindset dari blog Zenius ketika lulus dari SMA. Sederhananya, growth mindset adalah pola pikir yang bertumbuh. Dimana pola pikir ini percaya jika, kemampuan seseorang itu dapat dikembangkan. Dengan melalui; belajar, kerja keras, mendengar masukan dari orang lain dan terus menelusuri apa yang disukai.
2. Fixed Mindset
Merupakan lawan dari growth mindset. Pola pikir ini orang-orang yang percaya bahwa kualitas, kecerdasan, kemampuan atau bakat mereka merupakan sifat yang sudah tetap atau bawaan lahir.
Pesimis bahwa dirinya itu tidak akan bisa melakukan sesuatu seperti orang. Karena dia melihatnya jika orang bisa mengerjakan sesuatu, ya karena emang dia jago, emang bisa. Padahal semua dari proses latihan, pengulangan dan kerja keras.
Saya masih ingat dengan podcast Ngobrol Sore Semaunya, Putri Tanjung episode bersama pak Gita Wirjawan. Pak Gita bercerita, jika dulu beliau sangat takut kalau berbicara di depan orang. Sampai pada akhirnya beliau di suruh atasan tempat kerjanya untuk latihan berbicara sendiri di depan kaca. Dan saran itu beliau lakukan, beliau latihan berbicara di depan cermin setiap hari.
Dan, kalau penonton setianya beliau di podcast Endgame, mengetahui gimana kharismatiknya beliau ketika berbicara, apalagi dengan bahasa tubuh beliau. Makanya sering sekali ditemui di kolom komentar Youtube beliau, “mirip dengan Obama”.
Ternyata jagonya beliau pada saat ini, bukan instan, tapi dari proses latihan, pengulangan terus-menerus. Jujur, saya cukup kaget ternyata ketika mendengar beliau, “saya dulu takut ketika harus berbicara di hadapan orang.”
Terkadang memang sebuah proses lebih prestisius dibandingkan hasil semata.
3. Mengiyakan Kesempatan
Saya percaya jika ada korelasi antara growth mindset dengan mengiyakan kesempatan. Karena tidak mungkin kita mengiyakan kesempatan, apalagi jika kesempatan tersebut kita belum pernah coba. Itu dikarenakan kita mempunyai pemikiran yang bertumbuh. Menyakini jika kita bisa, kita mampu, dan kita mau belajar.
Tahun 2021 ini saya mencoba sesuatu yang mungkin saya belum terbiasa, dan bahkan baru. Seperti menjadi MC di talkshow jurusan, moderator di webinar nasional, pembicara di salah satu event, dan mengiyakan untuk menjadi host di Podcast Teknik Elektro.
Dan semua itu, alasannya karena satu hal; belajar. Dari belajar kita jadi mencoba. Dari mencoba kita menghasilkan sebuah pengalaman. Karena yang membuat menyesal terkadang bukan karena kita pernah mencoba, tetapi karena kita tidak pernah mencoba.
Semua hal di atas itu rasanya emang ga enak. Sebelum tampil tiba-tiba perut kayak sakit, bolak-balik kamar mandi buat buang air kecil, deg-degan, panik, dll. Tapi karena ketidakenakan tersebut. Membuat kita jadi bertumbuh, menantang diri sendiri, menyakini kalau ternyata kita ini bisa, dan kita mampu seperti orang kebanyakan.
Dengan hal tersebut membuat kita menjadi lebih menghargai dan mengapresiasi diri sendiri. Dua hal tadi melahirkan sebuah pernyataan,
“Jadi stop! Tidak perlu membandingkan dirimu dengan orang lain.”
“Hei, ternyata kamu bisa loh. Apa yang kamu lakukan melampaui ekspektasi dirimu sendiri.”
Penutup
Beliau pak Handry Satriago, saya bersyukur karena bisa mengetahui beliau, belajar banyak atas segala apa yang beliau bagikan, baik dalam format buku, podcast, seminar, dll. Itu membantu saya dalam mengembangkan diri sendiri.
Dan kutipan di atas merupakan kutipan favorit saya.
“Ketika mulai melawan, banyak pintu terbuka. Ketika menyerah semua pintu tertutup.”
Saya melihat jika — ketika mengiyakan kesempatan. Atau sesuatu yang baru datang di hadapan kita, kita melawan atas keraguan terhadap diri sendiri, disaat kita melawan, itu akan menghantarkan kita kepada pintu yang lainnya akan terbuka.
- 2020 pertama kali launching buat podcast, takut karena ga akan ada yang dengerin, takut gagap ketika ngomong. Tapi percaya, yang penting nyoba aja dulu. Setelahnya tahun 2021, tidak menyangka ditawari menjadi host Podcast prodi Elektro, dan bisa ngobrol sama dosen yang dulunya hanya menjadi sebuah cita-cita.
2. 2020 menerima tawaran menjadi ketua panitia konferensi Internasional. Kemudian 2021, menghantarkan menjadi Sekretaris Jenderal di sebuah organisasi.
Setiap keputusan yang diambil hari ini akan mempengaruhi perjalanan hari-hari ke depan dan kita tidak akan pernah mengetahui, kesempatan yang kita ambil akan membawa kita ke arah mana.
Dosen saya, beliau memutuskan menjadi akademisi dikarenakan diawali dari mengiyakan kesempatan saat ditawari untuk menjadi asisten dosen. Hingga membawanya ke pendidikan tertinggi yang ada dalam dunia akademis, S3.
Pesan terakhir: Semua berkat pertolongan Allah yang telah menghadirkan banyak hal-hal baik dalam kehidupan. Dan semoga saja kita bisa terus di kasih pintu-pintu kebaikan yang lain, dan menghantarkan kita kepada kehidupan terbaik di dunia dan akhirat. Aamiin.
Terima kasih.
Taufan Maulana Putera
25 November 2021
Ditulis di Jogja tercinta